Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan September 2016 mengalami kenaikan 0,34 persen, yaitu dari posisi 100,88 pada bulan Agustus menjadi 101,22. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,21 persen, dari posisi 125,49 pada bulan Agustus menjadi 125,75 pada bulan September 2016. Sementara Ib mengalami penurunan 0,13 persen, dari posisi 124,40 menjadi 124,23.
Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, empat sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan naik sebesar 1,24 persen, sub sektor holtikultura naik sebesar 0,02 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,11 persen, serta sub sektor peternakan naik 0,03 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor perikanan turun sebesar 2,90 persen.
Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada tiga sub sektor yaitu : sub sektor tanaman pangan naik 1,19 persen, sub sektor hortikultura naik 0,02 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,05 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor peternakan turun sebesar 0,35 persen dan sub sektor perikanan turun sebesar 2,38 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan September mengalami penurunan 0,13 persen. Penurunan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,01 persen serta turunnya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,36 persen.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,01 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok perumahan sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan naik 0,01 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,08 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan turun sebesar 0,03 persen dan kelompok makanan jadi sebesar 0,09 persen. Sedangkan indeks harga kelompok transportasi dan komunikasi stabil tidak ada perubahan indeks.