Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Juni 2016 mengalami kenaikan 0,13 persen, yaitu dari posisi 100,07 pada bulan Mei menjadi 100,20. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,76 persen, dari posisi 123,13 pada bulan Mei menjadi 124,06 pada bulan Juni 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,62 persen, dari posisi 123,04 menjadi 123,81.
Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, empat sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan sebesar 0,60 persen, sub sektor hortikultura naik 0,33 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,07, serta subsektor perikanan naik sebesar 0,52 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,38 persen.
Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada empat sub sektor yaitu : sub sektor tanaman pangan naik 1,23 persen, sub sektor hortikultura naik 1,07 persen, sub sektor peternakan naik 0,46, serta sub sektor perikanan sebesar 1,04 persen. Satu sub sektor yang lain yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,25 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juni mengalami kenaikan 0,62 persen. Kenaikan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,91 persen serta naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,13 persen.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,91 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok bahan makanan naik sebesar 1,68 persen, makanan jadi naik sebesar 1,21 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,30, kelompok kesehatan naik 0,08 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,60 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks harga terjadi pada kelompok perumahan sebesar 0,08 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,52 persen.