Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Maret 2015 mengalami penurunan 0,44 persen, yaitu dari posisi 101,42 pada bulan Februari menjadi 99,96. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 1,34 persen, dari posisi 118,42 pada bulan Februari 2014 menjadi 116,84 pada bulan Maret 2015. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,10 persen, dari posisi 116,76 menjadi 116,88.
Dari 5 (lima) subsektor pertanian komponen penyusun NTP, semua subsektor mengalami penurunan indeks yaitu subsektor tanaman pangan turun 2,48 persen, subsektor hortikultura turun 1,69 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,59 persen, subsektor peternakan turun 0,46 persen serta subsektor perikanan turun 0,06 persen.
Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,34 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 4 subsektor yaitu : subsektor tanaman pangan turun 2,31 persen, subsektor hortikultura turun 1,70 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,44 persen dan subsektor peternakan turun 0,39 persen. Sedangkan yang mengalami kenaikan It hanya subsektor perikanan naik sebesar 1,78 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Maret mengalami kenaikan 0,10 persen. Kenaikan indeks dipengaruhi oleh kenaikan Indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,40 persen dan penurunan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,40 persen.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,40 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga di 6 kelompok, meliputi : kelompok bahan makanan sebesar 0,37 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,71 persen, kelompok perumahan 0,36 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,30 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,02 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,02 persen. Sedangkan satu kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok sandang sebesar 0,03 persen.