Abstraksi
Pada bulan September 2020 di Jawa
Tengah terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,66. Dari enam kota IHK di
Jawa Tengah, dua kota mengalami inflasi dan
empat kota mengalami deflasi. Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 104,00 diikuti inflasi di kota Semarang sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 105,04. Kota Kudus mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 103,80 diikuti
kota Tegal sebesar 0,06 persen dengan IHK sebesar 105,14,
kota
Purwokerto sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 104,04 serta
kota Cilacap
yang mengalami deflasi terendah sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 103,37.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan
harga yang ditunjukkan oleh beberapa
indeks harga kelompok pengeluaran yaitu kelompok pendidikan sebesar 0,37 persen; kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran sebesar 0,30
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar0,16 persen; kelompok transportasi sebesar 0,12 persen, kelompok pakaian dan alas
kaki sebesar 0,09
persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya
sebesar 0,06 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; serta kelompok perawatan pribadi
dan
jasa lainnya sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran
yang mengalami penurunan
indeks/deflasi, yaitu kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 0,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
Penyebab utama inflasi di Jawa Tengah September 2020 adalah kenaikan harga kontrak rumah, minyak goreng, akademi/perguruan tinggi, bawang putih,
dan kue kering berminyak. Penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah turunnya
harga telur
ayam ras, daging ayam ras, emas perhiasan, bawang merah, dan
jeruk.
Tingkat inflasi tahun kalender
September 2020 sebesar 0,74 persen dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (September 2020 terhadap September 2019) sebesar 1,46 persen.