Pada bulan Juli 2020 di Jawa Tengah terjadi deflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
104,65. Deflasi pada Juli
2020 terjadi di seluruh 6 kota IHK di
Jawa Tengah.
Kota
Purwokerto mencatat
deflasi terbesar yakni 0,20 persen dengan IHK sebesar 104,21
diikuti Kota Cilacap yang turun sebesar
0,17 persen dengan IHK sebesar 103,49;
Kota Semarang sebesar 0,10 persen dengan IHK sebesar 105,03;
Kota Kudus sebesar 0,09
persen dengan
IHK sebesar 103,83; Kota Tegal sebesar
0,05 persen dengan IHK sebesar
105,11 dan deflasi terkecil di Kota Surakarta sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar
103,79.Deflasi terjadi karena adanya penurunan
harga
yang
ditunjukkan
oleh
turunnya indeks harga beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turun sebesar
0,66 persen diikuti kelompok transportasi sebesar
0,26 persen;
kelompok informasi, komunikasi dan
jasa keuangan sebesar 0,23 persen; serta kelompok
pendidikan sebesar 0,14
persen. Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mencatat kenaikan harga-harga, yaitu kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 1,08 persen;
diikuti kelompok
kesehatan sebesar 0,33
persen; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,30
persen; kelompok rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 0,26 persen; kelompok pakaian dan alas kaki, serta
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga
masing-masing meningkat
sebesar 0,14 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya tidak mengalami
perubahan indeks (relatif stabil).Penyebab
utama deflasi
di Jawa
Tengah pada Juli
2020 mencakup penurunan
harga
bawang merah, angkutan
udara,
daging
ayam
ras,
bawang putih dan gula pasir. Sementara penahan utama deflasi di Jawa
Tengah meliputi naiknya harga telur ayam ras,
emas perhiasan,
cabai
merah, air kemasan, dan rokok kretek filter. Tingkat inflasi tahun kalender hingga Juli 2020 sebesar
0,73 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (dibandingkan Juli 2019) sebesar
2,08 persen.